Facebook

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 15 April 2021

RANGKUMAN JURNAL PERJALANAN PEMBELAJARAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

KONEKSI ANTAR MATERI 3.1.a.8

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).

Bob Talbert

 


Tanggal 2 mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional , bagi bangsa Indonesia merupakan  hari yang sangat penting dalam sejarah tonggak pendidikan bangsa. Tanggal yang dianggap begitu penting, bukan hanya kebetulan bersamaan dengan tanggal kelahiran sosok pahlawan nasional, namun memang disengaja sama dan untuk memperingati hari kelahiran beliau sebagai tokoh penting pergerakan nasional dalam perjuangan pendidikan anak negeri ini. Tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran Raden Mas Soewardi Soeryaningrat, tepatnya 2 Mei 1889. Keputusan menjadikan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional ini dituangkan dalam surat keputusan presiden, Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959.

Bentuk perjuangannya pada masa penjajahan Belanda disamping melalui kritikan yang ditulis dalam surat kabar,de Express, yang dipimpin oleh Edward Dewes Dekker. Juga melakukan aksi nyata mendirikan sekolah yang dinamainya Taman Siswa.Pendirian sekolah ini dilakukan bersama-sama dengan teman-temannya dalam paguyubannya 'Selasa Kliwon', nama aslinya sekolah ini : National Onderwijs Institut Taman Siswa.

Sekolah ini menerapkan prinsip dasar(core values) yang mereka sebut patrap triloka, tiga prinsip dasar berkarya, yaitu :

  • Ing Ngarsa Sung Tuladha - Di depan memberikan contoh
  • Ing Madya Mangun Karsa - Di tengah membangkitkan/membangun kemauan
  • Tut Wuri Handayani - Mengikuti dibelakang menyokong kekuatan

Tiga prinsip pembelajaran yang juga banyak diterapkan untuk kepemimpinan.  Bahwa seorang pemimpin tidak harus selalu di depan atau pun terdepan. Di mana pun dia berdiri memiliki peran fungsi yang berbeda.

Ketiga prinsip ini membawa peran seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran yang harus mampu mengambil sebuah keputusan-keputusan yang berpihak pada anak (murid). Keputusan yang diambil haruslah dapat diterima dan dan dipertanggungjawabkan untuk itu seorang guru harus mampu menguasi konsep-konsep pengambilan keputusan. Terkadang tantangan dalam sebuah keputusan yang akan diambil dihadapkan dalam dua dilema yaitu dilemma etika atau bujukan moral. Kedua hal ini harus dikuasai oleh seorang guru.

Lantas apa yang dimaksud dua dilema ini ‘

1.    Dilema etika merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan tersebut secara moral benar tetapi bertentangan.

2.    Bujukan Moral merupakan situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar atau salah

Selain dua dilema dalam pengambilan keputusan seorang guru harus mampu mengkondisikan paradigma yang muncul dari kasus yang dihadapi. Keempat paradigma tersebut yaitu ;

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term)

Selain keempat paradigma yang menyertai dalam proses pengambilan keputusan seorang guru harus mengetahui prinsip-prinsip dalam pengambilan keputusan. Biasanya pengambilan keputusan tersebut dipengeruhi oleh 3 prinsip diantaranya ;

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Setelah mengetahui berbagai konsep pengambilan keputusan tersebut maka seorang guru dapat menjalankan langkah – langkah dan pengujian pengambilan keputusan secara terunut diantaranya ;

  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
  3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
  4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.
  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?
  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
  2. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai
  3. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
  4. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
  5. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.

Setelah memahami konsep-konsep dan langkah serta pengujian pengambilan keputusan , ada hal lain yang harus dikuasai oleh seorang guru yaitu teknik :COACHING” dimana sebelum melakukan pengambila keputusan ini teknik coaching bisa dilakukan oleh seorang guru untuk lebih menggali potensi dalam menghadapi permasalahan yang timbul. Coaching itu sendiri berarti sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.

Tentu saja proses pengambilan keputusan tersebut tidak hanya secara mandiri diputuskan tetapi ada berbagai hal yang mempengaruhinya. Kolaborasi dengan rekan sejawat,kemitraan dengan komunitas, komunikasi effektif dengan pimpinan dan daya dukung dari stakeholder menjadi sebuah sumber daya yang kuat dalam pengambilan keputusan yang dapat diterima dan tentu saja dapat berpihak pada murid.

Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”. Dari kutipan ini kita tahu bahwa tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja yang di berikan kepada murid tetapi dengan proses-proses sebagai pemimpin pembelajaran dengan menerapkan konsep-konsep pengambilan keputusan dengan mengelaborasikan dengan teknik coaching dapat menanamkan kepada anak rasa peduli kita, rasa perhatian dan kasih sayang kita kepada mereka, sehingga mereka merasakan kenyamanan dalam mengikuti pembelajaran, merasa merdeka dalam kegiatan belajar mereka dan ini yang paling penting dan paling berharga bagi murid-murd kita.

Asep Cahyadin

PGP Angkatan 1 _ Kab. Garut

SDN 3 Karanganyar

Senin, 05 April 2021

Refleksi Pengambilan Keputusan Berbasis Dilema Etika dan Bujukan Moral


 Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Sampai pada modul 3 untuk modul 3.1 yang memuat materi Paradigma dilema etika dan bujukan moral ada hal yang ingin lebih jauh saya pelajari. terus terang materi ini adalah ilmu dan pengetahuan baru bagi diri saya. Tentang apa yang dimaksud Dilema Etika dan Bujukan moral yang berkaitan dengan pengambilan keputusan khususnya dalam kegiatan pembelajaran. Konsep dan definisi dalam modul ini mengarahkan pada wawasan pengambilan keputusan yang secara sistematis bisa kita lakukan ketika menghadapi suatu permasalahan yang mengandung unsur dilema. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan  akan hidup.

ada 4 pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika :

  1. Individu lawan masyarakat (individual vs community)
  2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
  3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
  4. Jangka pendek lawan  jangka panjang (short term vs long term)

Karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari perilaku manusia.  Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Anda akan merasakan hal hal seperti 3 point berikut ini :

  1. Melakukan, demi kebaikan orang banyak.
  2. Menjunjung tinggi prinsip-prinsip/nilai-nilai dalam diri Anda.
  3. Melakukan apa yang Anda harapkan orang lain akan lakukan kepada diri Anda.

Dari rasa tadi maka untuk mengambil keputusan di pengaruhi oleh 3 Prinsip berpikir diantaranya :

  1. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
  2. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
  3. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)
Sebelum mengetahui konsep dasar pengambilan keputusan berdasarkan dilema etika dan bujukan moral , diperjalanan dalam tugas dan kegiatan pokok yaitu mengajar banyak kasus yang dihadapi sejatinya adalah kasus pengambilan keputusan yang didasari dilema etika. Banyak nilai nilai yang saling bertentangan seperti nilai kebenaran dengan kesetiaan, nilai kejujuran berlawanan dengan nilai kasihan, nilai individu dengan kelompok dan lain-lain. Tanpa disadari masalah-masalah ini sering muncul dalam proses kegiatan pembelajaran. Dahulu kita belum mengenal sistematika 9 Langkah pengambilan keputusan, dimana sistem ini menuntun kita secara runut dalam pengambilan keputusan untuk mendapatkan pemecahan masalah yang dapat diterima oleh semuanya.  Apa saja dan bagaimana langkah-langkah dari 9 pengambilan keputusan tersebut, ini diantaranya :

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan pada studi kasus;.

  1. Apa nilai-nilai yang saling bertentangan dalam studi kasus tersebut?
  2. Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut ?
  3. Apa fakta-fakta yang relevan dengan situasi tersebut ?
  4. Mari kita lakukan pengujian benar atau salah terhadap situasi tersebut.

  • Apakah ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi tersebut? (Uji legal)
  • Apakah ada pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut? (Uji regulasi)
  • Berdasarkan perasaan dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini? (Uji intuisi)
  • Apa yang anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran? Apakah anda merasa nyaman?
  • Kira-kira, apa keputusan yang akan diambil oleh panutan/idola Anda dalam situasi ini?

  1. Jika situasinya adalah situasi dilema etika, paradigma mana yang terjadi pada situasi tersebut?
  2. Dari 3 prinsip penyelesaian dilema, prinsip mana yang akan dipakai
  3. Apakah ada sebuah penyelesaian yang kreatif dan  tidak terpikir sebelumnya untuk menyelesaikan masalah ini (Investigasi Opsi Trilemma)?
  4. Apa keputusan yang akan Anda ambil?
  5. Coba lihat lagi keputusan Anda dan refleksikan.
Sebelumnya kita pernah mengambil keputusan ketika berada disuatu situasi yang sulit , dulu sebelum mengenal materi ini kita mengambil keputusan yang terbaik , dan mengalir begitu saja , beda setelah kita mempelajari materi ini ada dokumentasi atau langkah yang bisa kita lakukan secara runut dalam pengambilan keputusannya. Lebih detail dan dapat mempunyai catatn dari pengambilan keputusan yang dilakukan. Meskipun arah dan hasil putusan yang hampir sama untuk memberikan pemecahan masalah yang terbaik yang dapat diterima semua pihak.

 Setelah memdalami materi dimodul ini dan banyak situasi-situasi contoh kasus yang dapat dipelajari, memberikan wawasan yang luas dan membekali saya untuk dapat menjalankan secara sistematis dalam pengambilan keputusan yang nantinya saya alami. Saya mulai faham kasus kasus yang terjadi dan bagaimana strategi untuk menghadaoinya, minimal untuk memperkecil  gesekan-gesekan dari terjadinya proses masalah dan pengambilan keputusan yang akan diambil

Dari pernyataan bahwa Pendidikan adalah seni  untuk membuat manusia berperilaku etis, adalah pernyataan yang sangat setuju sekali bagi saya. Karena dengan pendidikan manusia akan terbentuk menjadi manusia sebagai Fitrahnya yang memiliki akal dan perasaan yang telah Tuhan berikan. Tuhan telah menitipkan pada raga manusia itu akal dan perasaan untuk bekal hidup menjadi manusia yang beradab, dan pada dasarnya manusia  memiliki anugrah itu. Dengan Pendidikan tentu saja dasar yang sudah ada pada diri manusia akan terasah dengan baik dan akan memandu manusia tersebut menjadi manusia yang berprilaku etis dan beradab.

Asep Cahyadin
CGP Angkatan 1 Kabupaten Garut
SDN 3 Karanganyar