Facebook

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 27 Oktober 2020

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara



 Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

a.    Sintesis Berbagai Materi

Ki Hadjar Dewantara adalah seorang Pahlawan Nasional, Pejuang Kemerdekaan dan juga Tokoh dalam bidang Pendidikan yang namanya Harum sampai saat ini dan Pemikiran-pemikirannya menjadi dasar dan pegangan di Dunia Pendidikan Bangsa Indonesia. Lahir dari kalangan ningrat tapi beliau sangat perhatian pada kalangan bawah sekalipun.

Bernama Lengkap Raden Mas Soewardi Soerjaningrat dan nama panggilan Ki Hadjar Dewantara beliau lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 dan wafat pada tanggal 26 April 1959, meninggal dunia di usia 69 tahun. Ki Hajar Dewantara pada dasarnya merupakan anak dari pasangan Pangeran Soerjaningrat dan juga Raden Ayu Sandiah, beliau berasal dari lingkungan keluarga Kadipaten Pakualaman dari kalangan ningrat.

Mengenyam pendidikan di ELS atau sekolah dasar eropa Belanda lalu kemudian dilanjutkan ke sekolah  STOVIA atau sekolah para Dokter Bumiputera meskipun beliau tidak lulus dan kemudian dia bekerja dan menulis diberbagai surat kabar dan menjadi wartawan.

Berawal dari keprihatinannya terhadap kondisi bangsa yang ditindas oleh colonial, beliau menjadi bagian dari pergerakan pejuang pemuda Indonesia pada saat itu. Sebagai wartawan beliau tidak henti-hentinya membuat tulisan-tulisan yang menyindir bangsa colonial belanda, yang pada akhirnya beliau menjadi target colonial untuk diasingkan ke beberapa daerah bahkan keluar negri sekalipun.

Dalam bidang pergerakan perjuangan bangsa beliau merupakan seseorang yang cukup aktif di dalam sebuah organisasi sosial dan juga politik. Bahkan sejak berdirinya BO atau yang dikenal sebagai Organisasi Boedi Oetomo yaitu pada tahun 1908 beliau juga aktif di dalam sesi propaganda dengan tujuan untuk mensosialisasikan dan juga untuk menggugah kesadaran dari masyarakat Indonesia yang dulunya masih dijajah oleh pemerintahan Belanda untuk bersatu, beliau menggugah kesadaran masyarakat akan pentingnya persatuan dan juga kesatuan di dalam berbangsa maupun bernegara. Bahkan dalam catatan biografi Ki Hajar Dewantara Kongres Boedi Oetomo pertama kali yang diadakan di Yogyakarta beliau salah seorang yang aktif dan mengorganisir kegiatan tersebut.

Genap pada usia 40 Tahun dia berganti nama dengan Ki Hadjar Dewantara yang tadinya soewardi dan menghilangkan gelar kebangsawanannya. Berawal dari siniliah dia concern perhatian dan peduli di dunia Pendidikan. Pada Tahun 1922 beliau mendirikan sekolah Perguruan Taman Siswa yang tanpa memandang siapapun dapat belajar disana.

Dari sinilah pemikiran-pemikiran dan konsep konsep Pendidikan dia torehkan, 3 semboyan yang dipegang teguh dalam dunia Pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung tulodo ( didepan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karso (Ditengah memebrikan bimbingan dan semangat), Tut Wuri Handayani (dibelakang memberikan dorongan). Sampai saat ini TUT WURI HANDAYANI menjadi semboyan Dunia Pendidikan di Indonesia.

Beberapa buah pemikirannya tentang pendidikan yang dapat kami rangkum adalah sebagai berikut :

1.    Pendidikan adalah menuntun

2.    Pendidikan ibarat filosofi bertani

3.    Pendidikan itu menumbuhkembangkan Budi Pekerti

4.    Pendidikan berlandaskan filosofi bermain

5.    Pendidikan Menghamba pada anak/orientasi pada peserta didik

 

1.         Pendidikan itu menuntun

Menuntun artinya memberikan arah, membimbing segala kukatan kodrat yang dimiliki peserta didik agar mereka dalam pertumbuhan dan perkembangannya mencapai keselamatan dan kebahagiaan lahir batin, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Pendidik di sekolah bisa meneruskan atau meluruskan pendidikan dari keluarganya memberikan  pendidikan dan pengajaran  yang bermakna sesuai dengan konteks lingkungannya.

 2.         Filosofis bertani.

Pendidik ibarat petani, dan benih-benih adalah peserta didik yang mempunyai karakter, latar belakang, kemampuan, kodrat yang berbeda. Petani dengan segala kemampuannya berupaya untuk menumbuhkembangkan bibit tanaman yang berbeda itu agar tumbuh dengan baik, memberi pupuk, memberi perlindungan terhadap hama yang menyerang tumbuhan dengan obat, tempet persemaian/ tanah yang subur, pengairan yang cukup. Juga yang terpenting tidak berharap melawan kodrat benihnya. Benih padi tidak bisa tumbuh dijadikan jagung atau sebaliknya. Perlakuan tiap jenis benih pun berbeda pula sesuai dengan karakter tumbuhan masing-masing. Begitu pula seorang Pendidik yang memperlakukan peserta didik yang berbeda-beda karakter.

 3.         Pendidikan itu untuk menumbuhkembangkan Budi pekerti.

Penumbuhan budi pekerti adalah hal mutlak dalam pendidikan. Bersatunya budi (kekuatan pikiran, halusnya perasaan dan  kuatnya kehendak/kemauan) sehingga menjadi Pekerti (tenaga/kekuatan). Peserta didik akan kokoh dan kuat dalam menghadapi permaslahan hidup yang manantang di setiap zamannya. Budi pekerti yang baik menjadikan pribadi yang tangguh yang selamanya akan berlaku sesuai nilai-nilai kemanusiaan dan berjiwa kebangsaan.

 4.         Pendidikan dengan filosofi Bermain.

Bermain yang bermakna merupakan aktivitas terpadu yang ada pada setiap tumbuh kembang anak. Bermain melatih kreatif, kebersamaan, keseimbangan motorik, keseimbangan emosional, menerima, menghargai , sportifitas. olah raga, olah rasa, olah karsa terdapat dalam permainan anak-anak. Jenis permainan disesuaikan dengan kemampuan dan kodrat anak, artinya kadang berbeda permianan untuk perempuan dan laki-laki.  Banyak sekali jenis mainan yang diintegrasikan dengan belajar berhitung (congklak), strategi, interaksi(gobak sodor) dll.

Filosofi bermain musik bagi pendidik bisa dijadikan rujukan psikologi anak. Contoh dalam satu group musik band/gamelan. Biarlah tiap alat musik berbunyi sesuai kodratnya, tetapi kalau dimainkan bersama-sama dengan harmonisasi dan nada yang teratur/tertib maka akan menghasilkan paduan musik yang indah. Begitu pula pada anak didik dengan berbeda karakternya.

5.         Pendidikan berorientasi pada anak/ peserta didik.

Ki hajar Dewantara mengungkapkan Peserta didik dikatakan dewa atau pendidik mendewakan peserta didik, Peserta didik harus dihormati. Ini maknanya bahwa dalam pendidikan, seorang pendidik harus menyesuaikan pembelajaran, cara memberikan pelajaran, metoda dan memperlakukan peserta didik  sesuai dengan profil peserta didiknya yang telah didiagnosis sejak awal. Sesuai dengan kebutuhannya dan lingkungan yang nenyertainya supaya pendidikan dan pengajaran lebih bemakna sesuai dengan konteks.

Itulah lima point pemikiran Ki Hajar Dewantara yang positif yang dapat diterapkan di sekolah dan relevan bagi pendidikan pada masa sekarang.  Pemikiran KHD menyeimbangkan antara peningkatan Pengetahuan intelektualnya dan budi pekerti. Karena KHD mengungkapkan jika anak hanya menguasai dan cemerlnag  kemampuan intelektualnya tanpa dibarengi dengan budi pekerti yang baik, akan menjauhkan dari masyarakat, individualisme, dan lemah akan jiwa kebangsaan.

 

b.Refleksi Mandiri

Beberapa  hal yang bisa saya temukan dari pemikiran pemikiran KHD , terkait dengan pemikiran saya dan mencoba merefleksikan pemikiran dari Ki Hajar Dewantara, ada beberapa hal yang menjadi point pokok refleksi saya, diantaranya :


1.    Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya mempelajari modul 1.1?


Sebelumnya saya percaya bahwa tugas kita adalah mentransfer ilmu kepada murid-murid, bahwa anak bagaikan kertas putih yang bagaimana kita akan mengisi kertas tersebut dengan berbagai ilmu dan tuntutan kurikulum yang dibebankan. Kegiatan pembelajaran lebih dominan pada Guru. Lebih banyak demonstrasi, hanya satu arah dan murid mengikuti apa yang guru ajarkan. Kita hanya mengenal dan mengejar akan target kurikulum, standar nilai dan Target sekolah. Banyak perlakuan yang seharusnya tidak dilakukan apabila ada kesalahan anak yang langsung memberikan hukuman yang terkesan membebenai terhadap anak tersebut.

 

2.    Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul ini?


Setelah mempelajari dari beberapa materi pad modul CGP banyak hal yang saya dapatkan dan memerikan  perubahan paradigma berpikir saya. Filosofi  Ki Hajar Dewantara.  Dapat mencerahkan pemahaman saya selama ini yang memandang anak  diibaratkan kertas putih. Anak ibarat kertas yang sudah terisi dengan kodrat masing-masing (kemampuan) .Tugas kita sebagai guru adalah menuntun, mengarahkan  dan merawat anak sesuai dengan kodrat dan kemampuannya masing masing. Pendidikan bukanlah sekedar transfer ilmu pengetahuan, tapi harus dapat membuat anak memahami dunianya dan dapat memanfaatkan pemahaman tersebut untuk kebahagiaan hidupnya. Pembelajaran tidaklah statis, namun dinamis. Perubahan-perubahan disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam disesuaikan dengan kemampuan , kondisi lingkungan yang dimiliki para peserta didik sedangkan kodrat zaman harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku pada saat pendidikan berlangsung. Pendidikan Menghamba pada anak dengan kata lain pembelajaran yang berorientasi kepada peserta didik dengan yang menjadikan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Pembelajaran tidak terbatas di ruang-ruang kelas, terhalang tembok, terkurung dalam suatu ruangan balok. Pembelajaran bisa dilakukan dimanapun sesuai dengan konteksnya. Setiap tempat adalah sekolah. Keluarga, masyarakat, lingkungan alam adalah sekolah. Pendidikan harus mampu memvariasikan pembelajaran di dalam kelas dan di luar kelas. Setiap orang menjadi Guru dan setiap rumah menjadi Sekolah.


3.    Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan pemikiran KHD? 


Dari proses yang sudah saya tempuh dalam CGP sampai saat ini dan mendapatkan pengetahuan yang lebih luas akan konsep pemikiran KHD maka saya akan segera menerapkan beberapa hal disekolah saya,  diantaranya :

1.    Bersikap positif dan menjadi tauladan untuk anak anak juga rekan yang ada disekolah.

2.    Melaksanakan metode belajar yang variatif yang bisa mengakomodir kemampuan para siswa disekolah.

3.    Belajar tidak hanya terpusat diruang kelas, dimanapun bisa kita laksanakan seperti pada saat pandemi sekarang, dengan memanfaatkan media pendukung yang ada pembelajaran tetap bisa dilakukan, dimanapun kapanpun dan dalam keadaan apapun.

4.    Beberapa hal yang telah dilaksanakan akan terus digalakan dan ditingkatkan seperti :

-  Gerakan Embun Pagi dengan salam, senyum dan sapanya menyambut kedatangan anak didik di sekolah. Guru yang paling dulu di sekolah (sebagai Guru yang Menuntun / ing ngarso sung thulada )

-  Berdoa, dan membaca ayat pendek sebelum belajar, Shalat Dhuha berjamaah satu kali seminggu, Memperingati hari raya keagamaan( Religiusitas dan kodrat sebagai  manusia)

-  Ekstrakurikuler seperti pencak silat, tari daerah kepramukaan dan olah raga permainan. Sesuai dengan lingkungan sekitar membentuk cipta, rasa dan karsa dan pekerti. Olah raga, olah rasa dan olah karsa dibentuk dalam kegiatan tersebut.

-  Mengenal dan menyanyikan lagu wajib nasional, lagu daerah, upacara bendera untuk melatih jiwa kebangsaan, cinta tanah air dan  seni budaya lokal.

-   Mengintegrasikan nilai-nilai karakter (religius, nasionalis, mandiri, gotong-royong dan integritas) dengan pembelajaran/ mata pelajaran di sekolah.

- Pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan sekolah, praktik pengalaman langsung ke kebun, sawah, gunung sebagai relevasinya manusia dengan alam. ( Kodrat alam)

-  Mengintegrasikan pembelajaran dengan Permainan anak  tradisional budaya lokal seperti, gobak sodor, galah, congklak, pris-prisan, cing-ciripit, oray-orayan dsb yang melatih karakter anak.

-   Jumat Sehat, Jumat Bersih, dan Jumat Indah. Itu dilakukan dengan bersenam pagi bersama semua siswa, kemudian operasi bersih dilanjutkan memelihara, merawat dan menanam tanaman hias atau tanaman obat di lingkungan sekolah. Itu untuk menanamkan Cinta Lingkungan dalam mewujudkan Garut Pangirutan yang diawali dengan lingkungan sekolah yang bersih dan indah serta sehat.

-  Belajar dan membuat  prakarya yang sesuai dengan khas Garut. Contoh mambatik, mengolah makanan khas Garut/ khas Sunda untuk melestarikan budaya dan ciri khas daerah.

 

Itulah  beberapa hal yang bisa saya tuliskan dalam hal sintesis antar materi dan refleksi mandiri akan pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Sudah sejak lama KHD menginspirasi kita dalam menaikan harga diri dan martabat didunia pendidikan. Dan kita coba gali kembali pemikiran pemikiran beliau untuk bisa diterapkan dalam proses pendidikan menuju Merdeka Belajar. Sudah sepatutnya kita melakukan hal-hal yang hebat memberikan tuntunan terbaik kepada peserta didik, memberikan kebebasan untuk berksplorasi, berinovasi mengembangkan potensi sesuai dengan kodrat dan kemampuannya masing masing. Belajar bisa dilakukan dimana saja sesuai konsteknya, bisa dilakukan dirumah ataupun disekolah dan inilah yang dinamakan merdeka belajar.  


Asep cahyadin

Calon Guru Penggerak

Garut, 27 Oktober 2020