Facebook

Jumat, 10 Agustus 2012

Desain Pembelajaran




PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT

UJIAN TENGAH SEMESTER
“DESAIN PEMBELAJARAN”


NAMA : ASEP CAHYADIN, S.Pd
NIM   : 11868005

JAWABAN !

1.      Penjelasan No 1 tentang Instructional Design menurut Seels dan Glasgow(1990) !
Keberhasilan proses pembelajaran terletak bagaimana mendesain proses pembelajaran tersebut, yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran itu dapat dicapai. Desain pembelajaran dapat dimaknai dari berbagai sudut pandang yang berbeda baik sebagai disiplin ilmu, sebagai ilmu, sebagai suatu system atau sebagai proses. Sebagai suatu system desain pembelajaran merupakan pengembangan pembelajaran dan system pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Desain pembelajaran dipandang sebagai proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan belajar serta system penyampainnya, termasuk didalamnya pengembangan bahan dan kegiatan pembelajaran dan penilainnya.
Dari pernyataan Seel dan Glasgow yang dapat diartikan bahwa Desain pembelajaran adalah suatu proses pengembangan yang spesifik dan sistematis dalam sebuah pembelajaran dengan menggunakan teori belajar agar lebih terjamin kualitas pembelajarannya. Definisi tersebut mengandung pemahaman bahwa desain pembelajaran adalah proses pengembangan yang spesifik dan sistematis dengan maksud bahwa desain pembelajaran tidak hanya tertuju pada proses pembelajaran dapat berlangsung tetapi bagaimana mengembangan dan menciptakan proses tersebut.
Salah satu pengmbangan yang spesifik dan sistematis tersebut adalah dengan menggunakan media teknologi dalam proses pembelajaran. Media dijadikan alat untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan lebih terjamin kualitasnya. Bergesernya paradigma masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi berimbas pada proses pembelajaran disekolah, yang menuntut sekolah harus menerapkan proses pembelajaran dengan media teknologi dan komunikasi. Pengaruh dampak kemajuan teknologi harus dijawab oleh para perancang dengan mengikutseetakan dan menerapkan teknologi dalam desain pembelajarannya.
Dari maksud yang disampaiakan oleh Sell dan Glasgow bahwa desain pembelajaran proses pengembangan yang spesifik dan sistematis dapat bisa ditarik kesimpulan bahwa desain pembelajaran adalah praktek penyusunan pembelajaran dengan menggunakan media teknologi dan isi untuk membantu agar terwujud transfer pengetahuan secara efektik antara guru dan peserta didiknya, merumuskan tujuan pembelajaran, dan merancang perlakuan berbasis media.

2.      Penjelasan No 2 tentang pertimbangan penyusunan desain pembelajaran; !
Komponen utama desain pembelajaran adalah :
1.      Tujuan pembelajaran (umum dan khusus) adalah penjabaran kompetensi yang aka dikuasai oleh pembelajar.
2.      Pembelajar (pihak yang menjadi focus)
3.      Analisis pembi yang akanelajaran merupakan proses menganalisis topic atau materi yang akan dipelajari.
4.      Strategi pembelajaran dapat dilakukan secara umum dalam kurun waktu satu tahun atau kurun satu kegiatan belajar.
5.      Penilaian belajar tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuakan atau belum.
Seorang desainer harus mampu memahami dan menjabarkan komponen-komponen-komponen diatas tadi. Untuk memulai melangkah dalam penyusunan desain pembelajaran sorang desainer harus jeli dan teliti menganalisis komponen-komponen tadi. Antara satu dan lainnya mempunyai keterkaitan yang sistematis dan tidak bisa terpisahkan, apabila salah satu komponen diabaikan akan mengakibatkan kurang terarahnya sebuah rancangan dan akhir dari tujuan tidak akan terpenuhi secara optimal.
Perencanaan yang matang akan menghasilkan tujuan yang pastidan terhidar dari keberhasilan yang serba untung-untungan. Bahwa dengan mengetahui detail setiap komponen dan mampu menjabarkannya dalam sebuah rancangan justru akan sebaliknya mampu memprediksi keberhasilan yang akan dicapainya. Perencanaan yang disusun secara sistematis dan matang bisa mengantisipasi terjadinya kegagalan dari keberhasilan.
Kita bisa bayangkan apabila seorang desainer tidak memahami dan bahkan mengabaikan komponen-komponen desain pembelajaran dalam pembuatan perencanaannya. Tidak memahami tujuan apa yang akan dicapai, strategi apa yang akan diterapkan, pembelajar seperti apa yang akan dihadapi, sumber media apa yang akan dipakai dalam proses penyusunan desain pembelajaran akan mengakibatkan proses pembelajaran yang berlangsung tanpa arah bahkan akan kacau dalam pelaksanannya.
Sebaliknya, kita bisa bandingkan dengan seorang desainer yang memahami betul komponen-komponen pembelajaran. Tidak aka nada keraguan lagi pada praktiknya proses pembelajaran akan berlangsung sesuai dengan yang diharapkan. Proses pembelajaran akan dilaksanakan secara optimal yang bisa menciptakan pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif dan menyenangkan yang pada akhirnya tujuan akhir dapat dicapai sesuai harapan.
Inilah makna bahwa seorang desainer tidak boleh mengabaikan salah satu dari keseluruhan komponen-komponen desain pembelajaran. Keterkaitan komponen satu dengan yang lainnya merupakan satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Paket ini harus bisa ditelaah dan dijabarkan dalam proses penyusunan desain pembelajaran untuk satu tujuan yaitu berhasil pada akhir proses pembelajaran.

3.      Perbedaan dan persamaan desaiam program pelatihan dengan di sekolah!
Desain pembelajaran yang dibuat untuk sebuah program pelatihan hanya menekankan pada salah satu kompetensi pembelajarnya. Rancangan atau desain pembelajarannya dibuat hanya dalam kurun waktu yang relative singkat dan pendek. Biasanya strategi yang diterapkan bersifat prakt ik dilapangan. Bahan ajar yang disampaikan bersifat khusus yang menekankan sesuai dengan program pelatihan yang diberikan.
Desain pembelajaran disekolah menekankan pada berbagai kompetensi pembelajarnya, baik yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. Rancanagan atau desain disekolah dibuat untuk waktu yang lama, sampai satu tahun. Strategi yang digunakan menerpakn metode-metode yang popular yang disesuaikan dengan pembelajar. Bahan ajar yang disampaikan bersifat komplek dan menyeluruh sesuai dengan tingkat klasifikasi pembelajar
Kalau ditarik benang merahnya ada persamaan dari kedua desain tersebut yaitu terletak pada proses pentahapan komponen-komponen desain. Artinya bahwa desain pelatihan dengan disekolah sama-sama melalui analisis komponen desain pembelajaran.
Perbedaan yang terlihat jelas ada pada waktu kegiatan, dimana untuk kegiatan disekolah ,memerluakan waktu yang cukup luas sedangkan untuk program pelatihan hanya memerlukan waktu yang relative singkat.

0 komentar:

Posting Komentar