Facebook

Minggu, 18 Januari 2015

Multimedia Interaktiv VS Mobile Learning

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pendidikan  adalah  usaha  sadar  dan  terencana  untuk  mewujudkan  suasana belajar  dan  proses  pembelajaran  agar  peserta  didik  secara  aktif  mengembangkan potensi  dirinya  untuk  memiliki  kekuatan  spiritual  keagamaan,  pengendalian  diri, kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta  keterampilan  yang  diperlukan  dirinya, masyarakat,  bangsa  dan  negara.  Sehingga  dalam  melaksanakan  prinsip penyelenggaraan  pendidikan  harus  sesuai  dengan  tujuan  pendidikan  nasional  yaitu; mengembangkan  kemampuan  dan  membentuk  watak  serta  peradaban  bangsa  yang bermartabat  dalam  rangka  mencerdaskan  kehidupan  bangsa,  bertujuan  untuk berkembangnya  potensi  peserta  didik  agar  menjadi  manusia  yang  beriman  dan bertakwa  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  berakhlak  mulia,  sehat,  berilmu,  cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun bahkan mengarah ke rencana 12 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Pendidikan merupakan sebuah investasi besar bagi suatu bangsa, bahwa peradaban dan martabatnya bisa terlihat dari tingkat pendidikan yang dimilikinya. Sejarah Jepang menjadi sebuah pelajaran penting bagi kita, bahwa mereka pernah terpuruk akibat bom dahsyat yang dijatuhkan Amerika beserta sekutunya di Hirosima dan Nagasaki. Peristiwa  ini mengakibatkan kerusakan yang sangat parah, semua porak poranda dan banyak korban nyawa yang berjatuhan. Tapi apa yang ditanyakan pertama kali oleh pemimpin besarnya, yaitu berapa jumlah guru yang tersisa. Memaknai pertanyaan tersebut dapat mengandung arti bahwa bagaiman membangun kembali negaranya dimulai dari segi pendidikan.
Pelajaran penting yang bisa kita petik dari Jepang adalah komitmen terhadap pendidikan. Lantas apa yang bisa kita amati dari Negara Jepang pada saat sekarang, tentu saja sebuah negara besar, maju, sebagai pusat teknologi dan peradaban pendidikan yang sangat tinggi. Sebuah negara yang terletak di rumpun Asia tetapi telah melewati kemajuan dalam berbagai bidang bahkan melebihi Negara Adi Kuasa sekalipun (Amerika Serikat). Pada saat sekarang negara ini telah menjelma menjadi kiblat pembelajaran terutama pada bidang teknologi, terutama produknya yang banyak digunakan dalam  bidang Teknologi Pendidikan.
Teknologi Pendidikan menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran baik dari sisi guru maupun peserta didik. Menurut AECT (dalam Warsita;2008:17) bahwa :‘Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktik dalam upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan, menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan sumber-sumber yang tepat. Dari pernyataan ini dipandang bahwa Teknologi Pendidikan mempunyai tujuan untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan menyenangkan serta dapat mempermudah dan meningkatkan kinerja guru.
Berbicara mengenai teknologi pada saat sekarang peranannya tidak bisa lepas dalam setiap sendi kehidupan. Pada bidang pendidikan, untuk menjawab tantangan era digital, teknologi mempunyai peranan yang sangat penting. Apabila kita simak dalam perubahan Kurikulum 2013 yang akan diluncurkan pada Tahun Pelajaran 2014 secara serentak, salah satunya menitik beratkan pada pemanfaatan Teknologi Informasi dalam penyampaian pembelajaran.
Kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan paling inti  dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar mengajar yang dijalankan dengan rancangan dan implementasi secara profesional. Tentu saja dalam setiap kegiatan pembelajaran akan selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan peserta didik. Guru sebagai pengajar merupakan creator (pencipta) kondisi belajar peserta didik yang dirancang dan didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan peserta didik sebagai siswa merupakan pihak yang mengikuti kegiatan dan kondisi belajar yang diciptakan guru.
Dalam Teknologi Pendidikan dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi atau sering disebut TIK. Perkembangan TIK telah memberikan kontribusi terhadap terjadinya revolusi dalam berbagai bidang, Termasuk dalam bidang pendidikan. Eric Ashby menyampaikan pandangan (dalam Rusman, 2009)  bahwa dunia pendidikan telah memasuki revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk pemerataan dan perluasan pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya TIK tercanggih, khususnya komputer dan internet untuk digunakan dalam kegiatan pendidikan.    
Kemajuan teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia pendidikan dewasa ini, khususnya teknologi  komputer dan internet, baik dalam hal perangkat keras maupun lunak. Kemajuan teknologi memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan untuk menunjang
proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien  bagi
siswa. Keuntungan yang ditawarkan  dalam  kemajuan teknologi  bukan saja terletak pada faktor kecepatan untuk mendapatkan informasi namun juga fasilitas multimedia yang dapat membuat belajar lebih menarik, visual dan interaktif.
Proses pembelajaran sepertinya sudah harus bergeser dari yang konvensional menjadi digital dengan alasan fenomena pemanfaatan teknologi dimasyarakat yang kian tinggi. Para peserta didik sudah mengenal dan  membawa peralatan-peralatan teknologi canggih semisal handphone, Mp3, laptop, i-pad tablet, android dan lainnya. Oleh karena itu sebagai guru yang inovatif dan kreatif dituntut untuk dapat memanfaatkan fenomena tersebut menjadi salah satu strategi, model dan metode dalam penyampaian pembelajaran.
Banyak program aplikasi dari TIK yang diterapkan dalam Teknologi Pembelajaran dan dipergunakan pada proses pembelajaran di antaranya adalah Multimedia Interaktif (MMI) dan Mobile Learning (M Learning). Multimedia adalah media penyampaian dengan menggunakan banyak media seperti text, gambar, animasi, video, suara dan lain sebagainya. Komponen-komponen tersebut dirancang dan disatukan menjadi sebuah karya yang dinamakan multimedia. Sedangkan interaktif adalah interaksi multimedia itu sendiri dengan pengguna atau yang biasa disebut user. M-Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan alat/perangkat (device) bergerak seperti telepon genggam (HP), PDA, Laptop, Android dan Tablet PC. Dengan peralatan ini pembelajar dapat mengakses materi, arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu, di manapun dan kapanpun mereka berada.
Telah banyak penelitian-penelitian dari kedua bentuk aplikasi ini yang dikembangkan oleh para praktisi, guru, dosen, dan mahasiswa yang menemukan keunggulannya. Tujuan yang ingin dicapai dalam pemanfaatan aplikasi ini adalah menemukan dan menciptakan model pembelajaran yang dibutuhkan oleh para peserta didik. Seperti yang disampaikan oleh Darmawan (2012:38), “Pembelajaran interaktif mampu mengaktifkan siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi karena ketertarikannya pada sistem multimedia yang mampu menyuguhkan teks, gambar, video, suara dan animasi”.
Penelitian lain mengenai aplikasi M Learning yang dilakukan oleh Gumilar dan Darmawan (2012) menemukan bahwa melalui mobile learning dapat memberikan keunggulan pada penanaman dan perubahan hasil belajar berkenaan dengan kompetensi nilai dan norma kehidupan dimasyarakat.
Kedua program aplikasi tersebut apabila dimanfaatkan dalam proses pembelajaran akan memberikan pengaruh yang berarti. Terjadinya proses pembelajaran yang efektif, inovatif, komunikatif, kreatif dan menyenangkan dapat terwujud melalui pemanfaatan MMI dan M learning. Pembelajaran akan mengalami perubahan serta pergeseran dari yang tadinya berpusat pada guru  (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa  (student centered), maksudnya pembelajaran tidak akan terpusat pada guru lagi melainkan peserta didik bisa lebih banyak belajar menggunakan dan memanfaatkan peranan dari kedua aplikasi ini.
Pengamatan awal yang dilakukan di SMA YKBBB Leles untuk pemanfaatan kedua aplikasi tersebut, belum dapat dilaksanakan dengan baik. Apabila diinventarisasikan dari jumlah keseluruhan peserta didik, mereka sudah memiliki handphone yang rata-rata mempunyai fitur serta fasilitas canggih dan lengkap misalnya ada video, java, mp4 dan mp3, akan tetapi para guru belum dapat memanfaatkannya. Di samping itu kelengkapan fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran dengan adanya lab komputer, projector, sound system dan lainnya telah tersedia, serta hampir seluruh  guru telah memiliki laptop dan dapat mengoprasikannya. Tetapi keadaan ini belum mampu mendorong para guru untuk memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang ada.
Selain permasalahan tadi, berdasarkan pengamatan sementara dan pokok masalah utama ditemukan bahwa kemampuan peserta didik khususnya kelas XI di SMA YKBBB dalam menjawab soal-soal Penjasorkes masih rendah, yang memiliki nilai rata-rata 56,8 (skala 100) dari penentuan KKM 70. Rendahnya kemampuan penguasaan konsep peserta didik kemungkinan diakibatkan dari proses penyampaian materi (pembelajaran) yang masih menggunakan metode konvensional. Metode yang biasa digunakan guru dalam menyampaikan proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan  pendekatan multimedia dari TIK.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti memiliki ketertarikan untuk dapat meneliti peranan dan pemanfaatan aplikasi TIK kedalam proses pembelajaran. Aplikasi program yang akan di manfaatkan dalam penelitian ini yaitu  Multimedia Interaktif (MMI) dan Mobile Learning (M Learning). Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang  diampu oleh peneliti dengan judul:

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MMI ( MULTIMEDIA INTERAKTIF ) DAN MOBILE LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PENJASORKES

0 komentar:

Posting Komentar