FENOMENA TELEPON GENGGAM ( HAND PHONE)
Oleh : ASEP CAHYADIN
NIM
: 11868005
Apakah fenomena
itu? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan fenomena adalah hal-hal yg dapat disaksikan dengan pancaindra dan
dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah. Fenomena dapat kita lihat dan kita saksikan
dalam kehidupan sehari-hari apapun dan bagamanapun itu. Salah satu contohnya
bahwa masryarakat Indonesia sekarang pada umumnya telah menggunakan Handphone
(HP) sebagai alat komunikasi, baik masyarakat perkotaan maupun sampai ke
masyarakat pedesaan. Bahkan Hand Phone atau telepon genggam bukanlah alat mewah
yang hanya dipakai oleh kalangan orang kaya tetapi kalangan orang yang miskin
pun sudah memakainya. Bahkan penulis pernah menjumpai pedagang kaki lima
menjajakan dagangannya dengan HP juga pernah melihat para pengemis menggunakan
alat ini untuk berkomunikasi entah dengan siapa. Yang jelas bahwa Handphone
atau telepon genggam adalah sebuah alat yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat
baik kalangan atas maupun kalangan rendah yang menjadi fenomena yang tidak aneh lagi.
Telepon genggam atau lebih dikenal dengan
istilah Handphone (HP) dalam definisi situs Wikipedia adalah perangkat
telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan
telepon konvensional saluran tetap namun bisa dibwa kemana-mana (portable) dan
tidak perlu disambungkan ke jaringan kabel. Saat ini Indonesia termasuk negara
dengan pemakaian HP terbesar di dunia. Menurut data mei 2009, Indonesia
menempati posisi ke enam negara di dunia yang paling banyak menggunakan HP
setelah Cina, India, Amerika Serikat, Rusia, dan Brazil dengan 73,1 % dari
jumlah populasi penduduk Indonesia. Atau sekit 191,480,630 juta jiwa.
Data ini jelas menggambarkan bahwa fenomena
sosial dari alat komunikasi ini merupakan fenomena yang tidak bisa disepelekan.
Karena fungsi nya pun sudah bergeser bukan hanya sebagai alat komunikasi namun
juga sebagai gaya hidup (life style). Saya akan mencoba menjelaskan fenomena
ini dari aspek sosiologis. Mulai dari awal mula kegunaannya sampai dengan
dampak fenomenanya terhadap perekonomian masyarakat Indonesia.
Handphone (HP) merupakan alat elektronik yang
terbilang unik karena bisa dimiliki oleh semua golongan. Kaya, miskin, tua,
muda. Semuanya menggunakan alat komunikasi ini. Dan alat elektronik ini
ternyata mempunyai perkembangan sejarah yang cukup panjang. Diawali dengan HP
generasi pertama, kedua, ketiga, dan keempat yaitu yang sekarang paling canggih
dan modern semisal HP 4G yang dilengkapi wireless broadband (WiBro),CDMA,
wireless LAN, Bluetooth, dll. Perkembangan handphone mulai masuk indonesia
sekita tahun 1998, pada tahun tersebut handphone hanya digunakan untuk
menelepon saja dan harganya pun sangat tinggi sekali sekitar 10 jt rupiah.
Vendor-vendor yang pertama kali mengeluarkan handphone semisal siemens,
ericsson, dan nokia. Pada masa tersebut pula lah kartu perdana yang
dipergunakan harganya sangat mahal sekitar 500 ribu rupiah dan masih memiliki
sistem roaming yang mengharuskan kita memiliki pulsa walaupun hanya menerima
panggilan saja.
Lalu apa sebabnya menjamurnya pengguna HP di Indonesia? Tak lain dan tak bukan disebabkan oleh industrialisasi HP oleh korporasi multinasional seperti Ericsson, Siemens, Nokia, dan lain-lain.
Lalu apa sebabnya menjamurnya pengguna HP di Indonesia? Tak lain dan tak bukan disebabkan oleh industrialisasi HP oleh korporasi multinasional seperti Ericsson, Siemens, Nokia, dan lain-lain.
Pemasaran besar-besaran membuat harga HP
semakin murah dan mudah untuk dimiliki. Di lain pihak juga menjamurnya bisnis
operator generasi awal seperti Telkomsel, Pro XL, dan lain-lain. Lalu disusul
bisnis operator generasi akhir seperti Indosat, Three, Axis, Smart, dll. Yang
menambah persaingan di dunia operator telephone seluler yang pastinya membuat
berbagai aplikasi dan persaingan harga yang tentunya membuat harga semakin
murah dan terjangkau.Kondisi ini semakin diperparah dengan disetujuinya
ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Maka HP buatan China pun semakin
meramaikan industri ponsel di Indonesia. Dengan model dan fitur yang menawan
dan harga yang terjangkau maka HP China ini semakin digandrungi. Belum
lagi jika kita melihat fenomena ponsel Blackberry. Maka kita semakin bisa
menyimpulkan bahwa HP pada saat in bukan lagi sebagai kebutuhan, melainkan
menjadi gaya hidup.
Hanphone (HP) pun mempunyai dampak di bidang
Ekonomi yang tidak sedikit. Counter HP, pulsa, dan servis HP pun menjadi
lapangan pekerjaan bagi Usaha Kecil Menengah (UKM). Ada banyak tenaga kerja
yang hanya memiliki skil yang pas-pas an bisa terjun di usaha ini. Tanpa ada
skil yang memadai, mereka menjadi pramuniaga di counter atau toko HP yang kini
menjamur di setiap kota. Dari mulai yang hanya menjadi penjaga, kasir, sampai
teknisi. Maka jelas, fenomena menjamurnya HP ini membuat dampak positif pula di
bidang ekonomi. Khususnya Usaha Kecil Menengah.
Namun fenomena HP ini mempunyai dampak
negatif mengenai masalah gaya hidup, terutama di kalangan remaja bahkan
anak-anak. Di zaman globalisasi ini, ternyata anak kecil tidak bisa
terhindarkan dari efek fenomena HP ini. Buktinya anak-anak TK pun sudah ‘melek’
HP terutama merek Blackberry. Ini terjadi umumnya di kota-kota besar. Walaupun
tidak tertutup kemungkinan bahwa anak-anak seumuran TK di desa pun sudah
terkean efek dan imbas dari globalisasi. Jelas, ini bukan merupakan kabar
gembira. Karena pada umur se-dini itu seharusnya para orang tua mengoptimalkan
kemampuan panca indera dan kemampuan non-teknologi. Agar ketika dewasa tidak
terlalu bergantung pada teknologi.
Belum jika kita melihat fenomena HP yang
terjadi pada gaya hidup remaja kita. Blackberry terasa seperti barang wajib
jika ingin diakui trendi dan gaul. Bukan tentang fungsi dan kegunaannya, namun
lebih gengsi dan gaya saja. Sudah barang tentu, remaja tipe seperti ini adalah
remaja yang bukan diperlukan untuk menjadi generasi penerus bangsa ini. Menurut
saya, boleh pakai Blackberry asal alasannya karena memang butuh untuk
menggunakan fungsinya. Bukan karena gengsi dan gaya. Jika karena alasan seperti
itu mereka mengkonsumsi HP mewah, maka saya khawatir bahwa timbul pengikutan
besar-besaran oleh para masyarakat lapisan bawah. Mereka menyaksikan HP mewah
itu di sinetron atau TV misalnya, tapi karena kesenjangan yang begitu jauh
memisahkan antara lapisan atas dan bawah, mereka pun melakukan apa yang
seharusnya tidak dilakukan. Seperti misalnya, banyak yang mau menjadi Pekerja
Seks Komersial (PSK) dari kalangan remaja disebabkan keinginan mereka hidup
dengan barang-barang mewah.
Dari sisi lingkungan sudah jelas, bahwa
industrialisasi secara massive akan memberi pencemaran lingkungan.
Negara-negara industri seperti Amerika Serikat, terbukti berperan besar dalam
pencemaran lingkungan yang menyebabkan global warming. Perusahaan elektronik,
termasuk HP, juga bertanggung jawab atas pencemaran lingkungan ini. Dan sampai
saat ini belum ada perusahaan elektronik, termasuk HP, membuat dan memasarkan
produknya secara luas. Maka, sudah selayaknya lah kita semakin bijak dalam menyikapi fenomena
HP ini. menjadikan HP sebagai gengsi dan gaya bukanlah merupakan sifat yang
bijak. Gunakanlah dengan bijaksana apa yang menjadi tanggung jawab kita. Semoga
dengan tulisan ini bisa memberi manfaat bagi kita semua.
Sumber
: di sadur dari berbagai sumber di Internet
0 komentar:
Posting Komentar