PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PROGRAM PASCASARJANA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN GARUT
UJIAN TENGAH SEMESTER
“DESAIN PEMBELAJARAN”
NAMA : ASEP CAHYADIN, S.Pd
NIM : 11868005
JAWABAN !
1. Penjelasan No 1 tentang Instructional Design menurut
Seels dan Glasgow(1990) !
Keberhasilan
proses pembelajaran terletak bagaimana mendesain proses pembelajaran tersebut,
yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik sehingga tujuan dari
pembelajaran itu dapat dicapai. Desain pembelajaran dapat dimaknai dari
berbagai sudut pandang yang berbeda baik sebagai disiplin ilmu, sebagai ilmu,
sebagai suatu system atau sebagai proses. Sebagai suatu system desain
pembelajaran merupakan pengembangan pembelajaran dan system pelaksanaannya
termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar. Desain
pembelajaran dipandang sebagai proses keseluruhan tentang kebutuhan dan tujuan
belajar serta system penyampainnya, termasuk didalamnya pengembangan bahan dan
kegiatan pembelajaran dan penilainnya.
Dari
pernyataan Seel dan Glasgow yang
dapat diartikan bahwa Desain pembelajaran
adalah suatu proses pengembangan yang spesifik dan sistematis dalam sebuah
pembelajaran dengan menggunakan teori belajar agar lebih terjamin kualitas
pembelajarannya. Definisi tersebut mengandung pemahaman bahwa desain
pembelajaran adalah proses pengembangan yang spesifik dan sistematis dengan
maksud bahwa desain pembelajaran tidak hanya tertuju pada proses pembelajaran
dapat berlangsung tetapi bagaimana mengembangan dan menciptakan proses
tersebut.
Salah
satu pengmbangan yang spesifik dan sistematis tersebut adalah dengan
menggunakan media teknologi dalam proses pembelajaran. Media dijadikan alat
untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dan lebih terjamin kualitasnya.
Bergesernya paradigma masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi berimbas pada
proses pembelajaran disekolah, yang menuntut sekolah harus menerapkan proses
pembelajaran dengan media teknologi dan komunikasi. Pengaruh dampak kemajuan teknologi
harus dijawab oleh para perancang dengan mengikutseetakan dan menerapkan
teknologi dalam desain pembelajarannya.
Dari
maksud yang disampaiakan oleh Sell dan Glasgow bahwa desain pembelajaran proses
pengembangan yang spesifik dan sistematis dapat bisa ditarik kesimpulan bahwa
desain pembelajaran adalah praktek penyusunan pembelajaran dengan menggunakan
media teknologi dan isi untuk membantu agar terwujud transfer pengetahuan
secara efektik antara guru dan peserta didiknya, merumuskan tujuan pembelajaran,
dan merancang perlakuan berbasis media.
2.
Penjelasan No 2 tentang pertimbangan
penyusunan desain pembelajaran; !
Komponen
utama desain pembelajaran adalah :
1.
Tujuan pembelajaran (umum dan khusus)
adalah penjabaran kompetensi yang aka dikuasai oleh pembelajar.
2.
Pembelajar (pihak yang menjadi focus)
3.
Analisis pembi yang akanelajaran merupakan
proses menganalisis topic atau materi yang akan dipelajari.
4.
Strategi pembelajaran dapat dilakukan
secara umum dalam kurun waktu satu tahun atau kurun satu kegiatan belajar.
5.
Penilaian belajar tentang pengukuran
kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuakan atau belum.
Seorang desainer harus mampu memahami dan
menjabarkan komponen-komponen-komponen diatas tadi. Untuk memulai melangkah
dalam penyusunan desain pembelajaran sorang desainer harus jeli dan teliti
menganalisis komponen-komponen tadi. Antara satu dan lainnya mempunyai
keterkaitan yang sistematis dan tidak bisa terpisahkan, apabila salah satu
komponen diabaikan akan mengakibatkan kurang terarahnya sebuah rancangan dan
akhir dari tujuan tidak akan terpenuhi secara optimal.
Perencanaan yang matang akan menghasilkan
tujuan yang pastidan terhidar dari keberhasilan yang serba untung-untungan.
Bahwa dengan mengetahui detail setiap komponen dan mampu menjabarkannya dalam sebuah
rancangan justru akan sebaliknya mampu memprediksi keberhasilan yang akan
dicapainya. Perencanaan yang disusun secara sistematis dan matang bisa
mengantisipasi terjadinya kegagalan dari keberhasilan.
Kita bisa bayangkan apabila seorang
desainer tidak memahami dan bahkan mengabaikan komponen-komponen desain
pembelajaran dalam pembuatan perencanaannya. Tidak memahami tujuan apa yang
akan dicapai, strategi apa yang akan diterapkan, pembelajar seperti apa yang
akan dihadapi, sumber media apa yang akan dipakai dalam proses penyusunan
desain pembelajaran akan mengakibatkan proses pembelajaran yang berlangsung
tanpa arah bahkan akan kacau dalam pelaksanannya.
Sebaliknya, kita bisa bandingkan dengan
seorang desainer yang memahami betul komponen-komponen pembelajaran. Tidak aka
nada keraguan lagi pada praktiknya proses pembelajaran akan berlangsung sesuai
dengan yang diharapkan. Proses pembelajaran akan dilaksanakan secara optimal
yang bisa menciptakan pembelajaran yang kondusif, aktif, kreatif dan
menyenangkan yang pada akhirnya tujuan akhir dapat dicapai sesuai harapan.
Inilah makna bahwa seorang desainer tidak
boleh mengabaikan salah satu dari keseluruhan komponen-komponen desain
pembelajaran. Keterkaitan komponen satu dengan yang lainnya merupakan satu
paket yang tidak bisa dipisahkan. Paket ini harus bisa ditelaah dan dijabarkan
dalam proses penyusunan desain pembelajaran untuk satu tujuan yaitu berhasil pada akhir proses pembelajaran.
3.
Perbedaan dan persamaan desaiam program
pelatihan dengan di sekolah!
Desain
pembelajaran yang dibuat untuk sebuah program pelatihan hanya menekankan pada
salah satu kompetensi pembelajarnya. Rancangan atau desain pembelajarannya
dibuat hanya dalam kurun waktu yang relative singkat dan pendek. Biasanya
strategi yang diterapkan bersifat prakt ik dilapangan. Bahan ajar yang
disampaikan bersifat khusus yang menekankan sesuai dengan program pelatihan
yang diberikan.
Desain
pembelajaran disekolah menekankan pada berbagai kompetensi pembelajarnya, baik
yang bersifat kognitif, afektif dan psikomotorik. Rancanagan atau desain
disekolah dibuat untuk waktu yang lama, sampai satu tahun. Strategi yang
digunakan menerpakn metode-metode yang popular yang disesuaikan dengan
pembelajar. Bahan ajar yang disampaikan bersifat komplek dan menyeluruh sesuai
dengan tingkat klasifikasi pembelajar
Kalau
ditarik benang merahnya ada persamaan dari kedua desain tersebut yaitu terletak
pada proses pentahapan komponen-komponen desain. Artinya bahwa desain pelatihan
dengan disekolah sama-sama melalui analisis komponen desain pembelajaran.
Perbedaan
yang terlihat jelas ada pada waktu kegiatan, dimana untuk kegiatan disekolah
,memerluakan waktu yang cukup luas sedangkan untuk program pelatihan hanya
memerlukan waktu yang relative singkat.
0 komentar:
Posting Komentar