PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan adalah
usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta
didik secara aktif
mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Sehingga dalam
melaksanakan prinsip
penyelenggaraan pendidikan harus
sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional yaitu; mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak
serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi
manusia yang beriman
dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pendidikan
Nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan
mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan
pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun bahkan mengarah ke
rencana 12 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan
kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan
olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global.
Pendidikan merupakan sebuah investasi besar bagi suatu bangsa, bahwa
peradaban dan martabatnya bisa terlihat dari tingkat pendidikan yang dimilikinya. Sejarah Jepang menjadi sebuah pelajaran
penting bagi kita, bahwa mereka pernah terpuruk akibat bom dahsyat yang
dijatuhkan Amerika beserta sekutunya
di Hirosima dan Nagasaki. Peristiwa ini mengakibatkan kerusakan yang sangat parah, semua
porak poranda dan banyak korban nyawa yang berjatuhan. Tapi apa yang ditanyakan pertama kali
oleh pemimpin besarnya, yaitu berapa jumlah guru yang tersisa. Memaknai pertanyaan tersebut dapat mengandung
arti bahwa bagaiman membangun kembali negaranya
dimulai dari segi pendidikan.
Pelajaran
penting yang bisa kita petik dari Jepang adalah komitmen terhadap pendidikan. Lantas apa
yang bisa kita amati dari Negara Jepang pada saat sekarang, tentu saja sebuah negara
besar, maju, sebagai pusat teknologi dan peradaban pendidikan yang sangat
tinggi. Sebuah negara yang terletak di rumpun
Asia tetapi telah melewati kemajuan dalam berbagai bidang bahkan melebihi
Negara Adi Kuasa
sekalipun (Amerika Serikat). Pada saat sekarang negara ini
telah menjelma menjadi kiblat pembelajaran terutama pada bidang teknologi, terutama produknya yang banyak digunakan
dalam bidang Teknologi Pendidikan.
Teknologi
Pendidikan menjadi salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
baik dari sisi guru maupun peserta didik. Menurut AECT (dalam Warsita;2008:17) bahwa :‘Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktik dalam upaya
memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara menciptakan,
menggunakan atau memanfaatkan dan mengelola proses dan sumber-sumber yang tepat’. Dari pernyataan ini dipandang bahwa Teknologi Pendidikan mempunyai
tujuan untuk memfasilitasi pembelajaran agar lebih efektif, efisien dan
menyenangkan serta dapat mempermudah dan meningkatkan kinerja guru.
Berbicara mengenai teknologi pada saat sekarang peranannya tidak bisa lepas dalam setiap sendi kehidupan. Pada
bidang pendidikan, untuk
menjawab tantangan era digital, teknologi
mempunyai peranan yang sangat penting. Apabila kita simak dalam perubahan Kurikulum 2013 yang akan diluncurkan pada Tahun Pelajaran 2014 secara serentak, salah
satunya menitik beratkan pada pemanfaatan Teknologi Informasi dalam penyampaian
pembelajaran.
Kegiatan belajar dan
mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan paling inti dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini
berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses belajar mengajar yang dijalankan dengan rancangan dan implementasi
secara profesional. Tentu saja dalam setiap kegiatan pembelajaran akan selalu
melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan peserta didik. Guru sebagai
pengajar merupakan creator (pencipta)
kondisi belajar peserta didik yang dirancang dan didesain secara sengaja,
sistematis dan berkesinambungan. Sedangkan peserta didik sebagai siswa merupakan pihak yang mengikuti
kegiatan dan kondisi belajar yang diciptakan guru.
Dalam Teknologi Pendidikan dikenal dengan Teknologi
Informasi dan Komunikasi atau sering disebut TIK. Perkembangan
TIK telah memberikan kontribusi terhadap terjadinya revolusi dalam berbagai
bidang, Termasuk
dalam bidang
pendidikan.
Eric Ashby menyampaikan
pandangan (dalam Rusman, 2009) bahwa dunia pendidikan telah memasuki
revolusinya yang kelima. Revolusi pertama terjadi ketika orang menyerahkan
pendidikan anaknya kepada seorang guru. Revolusi kedua terjadi ketika
digunakannya tulisan untuk keperluan pembelajaran. Revolusi ketiga terjadi
seiring dengan ditemukannya mesin cetak sehingga materi pembelajaran dapat
disajikan melalui media cetak. Revolusi keempat terjadi ketika digunakannya
perangkat elektronik seperti radio dan televisi untuk pemerataan dan perluasan
pendidikan. Revolusi kelima, seperti saat ini, dengan dimanfaatkannya TIK
tercanggih, khususnya komputer dan internet untuk digunakan dalam kegiatan
pendidikan.
Kemajuan
teknologi informasi banyak membawa dampak positif bagi kemajuan dunia
pendidikan dewasa ini, khususnya teknologi
komputer dan internet, baik dalam hal perangkat keras maupun lunak.
Kemajuan teknologi memberikan banyak tawaran dan pilihan bagi dunia pendidikan
untuk menunjang
proses pembelajaran sehingga
pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien
bagi
siswa. Keuntungan yang
ditawarkan dalam kemajuan teknologi bukan saja terletak pada faktor kecepatan
untuk mendapatkan informasi namun juga fasilitas multimedia yang dapat membuat
belajar lebih menarik, visual dan interaktif.
Proses pembelajaran sepertinya sudah harus bergeser dari yang
konvensional menjadi digital dengan alasan fenomena pemanfaatan teknologi
dimasyarakat yang kian tinggi. Para peserta didik sudah mengenal dan membawa
peralatan-peralatan teknologi canggih semisal handphone, Mp3, laptop, i-pad tablet, android dan lainnya. Oleh karena itu sebagai guru yang inovatif
dan kreatif dituntut untuk dapat memanfaatkan fenomena tersebut menjadi salah
satu strategi, model dan metode dalam penyampaian pembelajaran.
Banyak program aplikasi dari TIK yang
diterapkan dalam Teknologi
Pembelajaran dan dipergunakan pada
proses pembelajaran di antaranya adalah Multimedia Interaktif (MMI) dan Mobile Learning (M Learning). Multimedia adalah media penyampaian
dengan menggunakan banyak media seperti text, gambar, animasi, video, suara dan
lain sebagainya. Komponen-komponen
tersebut dirancang dan disatukan menjadi sebuah karya yang dinamakan
multimedia. Sedangkan interaktif adalah interaksi multimedia itu sendiri dengan
pengguna atau yang biasa disebut user. M-Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan
alat/perangkat
(device) bergerak seperti telepon genggam (HP),
PDA, Laptop, Android dan Tablet PC. Dengan peralatan
ini pembelajar dapat mengakses materi,
arahan dan aplikasi yang berkaitan dengan pelajaran tanpa dibatasi oleh ruang
dan waktu, di manapun dan kapanpun mereka berada.
Telah banyak penelitian-penelitian dari kedua bentuk aplikasi ini yang
dikembangkan oleh para praktisi, guru, dosen, dan mahasiswa yang menemukan keunggulannya.
Tujuan yang ingin dicapai dalam pemanfaatan aplikasi ini adalah menemukan dan
menciptakan model pembelajaran yang dibutuhkan oleh para peserta didik. Seperti
yang disampaikan oleh Darmawan (2012:38), “Pembelajaran interaktif mampu
mengaktifkan siswa untuk belajar dengan motivasi yang tinggi karena
ketertarikannya pada sistem multimedia yang mampu menyuguhkan teks, gambar,
video, suara dan animasi”.
Penelitian lain mengenai aplikasi M
Learning yang dilakukan oleh Gumilar dan Darmawan (2012) menemukan bahwa
melalui mobile learning dapat memberikan keunggulan pada penanaman dan
perubahan hasil belajar berkenaan dengan kompetensi nilai dan norma kehidupan
dimasyarakat.
Kedua program aplikasi tersebut
apabila dimanfaatkan dalam proses pembelajaran akan memberikan pengaruh yang
berarti. Terjadinya proses pembelajaran yang efektif, inovatif,
komunikatif, kreatif dan menyenangkan dapat
terwujud melalui pemanfaatan MMI dan M learning. Pembelajaran akan mengalami perubahan
serta pergeseran dari yang tadinya berpusat
pada guru (teacher
centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered), maksudnya pembelajaran tidak akan terpusat pada guru
lagi melainkan peserta didik bisa lebih banyak belajar menggunakan dan memanfaatkan
peranan dari kedua aplikasi ini.
Pengamatan awal yang dilakukan
di SMA YKBBB Leles untuk pemanfaatan kedua aplikasi
tersebut, belum dapat dilaksanakan dengan baik. Apabila diinventarisasikan dari jumlah keseluruhan peserta didik, mereka sudah memiliki handphone
yang rata-rata mempunyai fitur serta fasilitas canggih dan lengkap misalnya
ada video, java,
mp4 dan mp3, akan tetapi para guru belum dapat memanfaatkannya. Di samping itu kelengkapan fasilitas pendukung kegiatan pembelajaran dengan adanya lab komputer, projector,
sound system dan lainnya telah tersedia, serta hampir
seluruh guru telah memiliki laptop dan dapat mengoprasikannya. Tetapi
keadaan ini belum mampu mendorong para guru untuk memanfaatkan sumber daya dan
fasilitas yang ada.
Selain permasalahan tadi, berdasarkan pengamatan sementara dan pokok
masalah utama ditemukan bahwa kemampuan peserta didik khususnya kelas XI di SMA
YKBBB dalam menjawab soal-soal Penjasorkes masih rendah, yang memiliki nilai
rata-rata 56,8 (skala 100) dari penentuan KKM 70. Rendahnya kemampuan
penguasaan konsep peserta didik kemungkinan diakibatkan dari proses penyampaian
materi (pembelajaran) yang masih menggunakan metode konvensional. Metode yang
biasa digunakan guru dalam menyampaikan proses pembelajaran hanya menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan pendekatan
multimedia dari TIK.
Berdasarkan uraian tersebut peneliti memiliki
ketertarikan untuk dapat meneliti peranan dan pemanfaatan aplikasi TIK kedalam proses pembelajaran. Aplikasi program yang
akan di manfaatkan dalam penelitian ini yaitu
Multimedia Interaktif (MMI) dan
Mobile Learning (M Learning). Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang diampu
oleh peneliti dengan judul:
“EFEKTIFITAS PEMANFAATAN MMI ( MULTIMEDIA
INTERAKTIF ) DAN MOBILE LEARNING
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PENJASORKES”
0 komentar:
Posting Komentar