PGP-1-KABUPATEN GARUT-ASEP CAHYADIN-1.1-AKSI NYATA
Oleh:
Latar Belakang
Pandemi Covid-19 yang melanda Dunia di akhir tahun 2019 sampai
saat sekarang sudah meluluh lantahkan tatanan kenormalan kehidupan manusia.
Sejak bulan maret tahun 2020 Indonesia pun telah terpapar dan menyatakan perang
melawan wabah virus ini. Sendi sendi kehidupan masyarakat pun turut terganggu dengan adanaya
wabah ini. Semua kalangan dan lapisan masyarakat terkena dampak dan harus
beradaptasi dengan hal hal baru untuk bisa terhindar dari wabah virus covid-19
ini.
Dunia Pendidikan pun terkena dampak yang sangat
dahsyat, segala kegiatan yang tadinya normal harus disiasati agar proses
belajar mengajar terus berlangsung, dan anak anak pun terpenuhi haknya
mendapatkan pengajaran. Kegiatan belajar pun dilakukan dengan Model Pembelajaran jarak jauh (PJJ). Baik
menggunakan Model Pembelajaran Daring
ataupun Luring. Dan dilakukan di
rumah masing masing siswa
baik secara individu maupun secara berkelompok.
Hal
ini tentu saja menjadi tantangan
baru bagi
kita sebagai guru, yang tak kenal menyerah
dengan keadaan. Revolusi indutri 4.0 mendorong para guru untuk meningkatkan
kompetensi dan mengikuti arah zaman bergelut dengan teknologi. Disamping mendidik memberikan semangat dan
dorongan para guru mempunyai peran yang sangat penting dalam berlangsungnya
proses kegiatan belajar jarak jauh ini, karena ini adalah hal baru yang hars
dilakukan dan menjadi bekal untuk kedepannya menjawab tantangan zaman dan
tatangan situasi darurat seperti saat sekaran ini.
Beberapa survey dan informasi baik dari media
cetak, digital dan elektronik menyebutkan bahwa motivasi dan semangat belajar
anak pada saat pandemic ini mengalami penuruna yang cukup tajam, maka dari itu
harus ada solusi dan langkah kongkrit dari kita para guru untuk menjawab permasalahan ini. Peran
orang tua sangat penting dalam mendampingi dan memberikan semangat bagi
anak-anaknya selama belajar di rumah, untuk itu kolaborasi dan komunaksi yang kuat menjadi kunci bagi
para guru dan orang tua berbagi peran dalam menjawab permasaahan yang muncul.
Mengetahui hal hal yang terjadi pada murid terutama
kesulitan yang dialami pada saat pembelajaran jarak jauh ini menjadi hal
penting untuk melakukan langkah-langkah dan rencana tindak lanjut untuk
membantu murid bisa lebih nyaman dalam mendapatkan pembelajaran. Pembelajaran
jarak jauh mengharuskan para murid memiliki dan memahami penggunaan alat teknologi
untui kegiatannya. Tentu saja hal ini juga berhubungan dengan
keadaan sosial ekonomi yang dimiliki oleh setiap
orang tua siswa. Pengadaan alat gawai/hp untuk kegiatan PJJ ini membutuhkan
materi yang tidak sedikit, dan ini menjadi permasalahan selanjutnya yang harus
diselesaikan dan mencari alternative soluis bagi para guru.
Deskripsi Aksi
Atas dasar
latar belakang yang telah dipaparkan di atas dan berpedoman pada dasar-dasar pendidikan menurut Ki Hajar
Dewantara, bahwa pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya. Kodrat
tersebut terdiri dari kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan
dengan “sifat” dan “bentuk” lingkungan di mana anak berada.
Pada kegiatan aksi nyata ini saya ingin mengetahui kesulitan yang dialami para murid dalam melaksanakan
kegiatan PJJ khususnya Mata Pelajaran PJOK, dengan cara wawancara dan melakukan
kunjungan rumah. Dengan cara ini saya
ingin mendapatkan jawaban dari para murid atas kesulitan yang dihadapinya dan
tentunya menjadi bahan untuk mengambil langkah dan rencana selanjutnya untuk
perbaikan. Disamping menjalin komunikasi yang tetap terjalin, juga memahami kesiapan
dan semangat mereka dalam mengikuti kegiatan Pembelajaran jarak jauh khususnya
mata pelajaran PJOK
Tahapan-tahapan dalam melakukan aksi ini adalah sebagai berikut:
1. Menyampaikan
rencana aksi dan meminta ijin atasan serta meminta dukungan moral rekan sejawat
2. Membuat
format lembar kunjungan dan lembar wawancara dengan murid.
3. Mensosialisasikan
kepada siswa terkait rencana kunjungan lewat Grup whatsapp.
4. Membuat
jadwal kunjungan dan menyampaikannya kepada murid lewat Grup
whatsapp
5. Melakukan
kegiatan aksi, berkunjung ke rumah tiap siswa sesuai dengan
jadwal yang telah disampaikan
6. Membuat
laporan dalam bentuk artikel, menyampaikan hasil kepada atasan dan
memaparkannya pada rekan sejawat
7. Melakukan
refleksi dan evaluasi
Kegiatan kunjungan rumah
ini dilakukan kepada 19 orang murid kelas 6 SDN 3 Karanganyar Kecamatan Leuwigoong Kabupaten Garut. Jadwal kunjungan dimulai dari tanggal 9 – 21
November 2020, Alhamdulillah sesuai
jadwal kegiatan dapat berlangsung dengan lancer sesuai jadwal.
Hasil
Sesuai
dengan tujuan awal dari aksi nyata ini yaitu ingin mengetahui kesulitan belajar para murid didalam kegiatan PJJ
khususnya pelajaran PJOK, dari kegiatan aksi nyata yang dilakukan mendapatkan
informasi informasi yang dapat disimpulkan atas permasalahan yang dihadapi. Dengan
mewawancara murid dan orang tuanya didapatkan hasil da nada hal poitif dari
tanggapan orang tua yaitu dengan adanya kunjungan rumah ini mereka merasa
senang, merasa diperhatikan, merasa terbantu, dan merasa mendapatkan pelayanan
yang baik dari guru.
Kemudian tujuan lainnya untuk mengetahui
kesiapan siswa dalam menghadapi kegiatan PJJ ini yaitu berhubungan dengan kondisi sosial ekonomi dan
lingkungan belajar siswa di rumah. Hal ini perlu dilakukan agar kita mengetahui kesiapan siswa apakah sudah memiliki
alat gawai/hp untuk kegiatan PJJ ini, utuk selanjutnya kita bisa mengkelompokan
murid mana yang sudah siap dan belum siap untuk mengikuti kegiatan PJJ dan bisa
kita cari alternative solusinya supaya mereka dapat mengikuti kegiatan PJJ .
Untuk mengetahui hal ini, saya melakukan
pengamatan saat kunjungan. Hasilnya sebagai berikut:
Kondisi Sosial Ekonomi Murid:
Baik= 5
orang
Cukup= 6
orang Kurang= 8 orang
Situasi belajar siswa dan daya dukung
lingkungannya:
Baik= 11
orang
Cukup= 3
orang Kurang= 5 orang
Siswa Merasa Kesulitan Mengikuti Kegiatan
PJJ:
Ya= 8
orang
Tidak= 11 orang
Jika Ya, Kesulitan apa yang dialami:
Belum lancar menggunakan Tablet/HP= 3
orang Belum Memiliki HP = 5
orang
Siswa lebih menyukai belajar secara:
Individu= 6
orang
Kelompok= 13 orang
Siswa lebih mudah memahami materi apabila disajikan dalam
bentuk:
Video=
12 orang
Audio= 0
Teks Bacaan= 2
orang
Gambar/slide= 5 orang
Setelah melakukan
kegiatan wawancara dan pengamatan , saya mendapatkan informasi lainnya dimana
para murid berkeluh kesah ingin segera bersekolah tatap muka apalagi dalam
kegiatan mata Pelajaran PJOK yang ingin secepatnya beraktivitas kembali. Mereka
merindukan bermain , besenda gurau dengan teman-temannya, berkompetisi
dilapangan seperti bermain bola dalam kegiatan materi belajar. Mereka merasa
jenuh karena sudah terlalu lama belum merasakan lagi kegembiraanya dalam
bermain disekolah. Hal ini tentu saja saya ingat pada filosfi bermain dalam
pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar dewantara bahwa Fitrah anak anak
adalah bermain.
Rencana Perbaikan
Dari hasil wawancara dan
pengamatan ada beberapa murid yang kesulitan sekali dalam mengikuti kegiatan
PJJ ini dikarenakan tidak memiliki alat gawai/HP. Tentu saja ini harus segera
diberikan solusinya, akhirnya saya membuat kelompok belajar sesuai dengan letak
kedekatan rumah para murid supaya mereka dapat belajar bersama dan yang tidak
memiliki alat dapat ikut kepada murid yang sudah memiliki alat gawai/hp. Dengan
cara ini bisa meminimalisir para murid yang tidak dan belum memiliki HP/gawai
untuk bisa mengikuti kegiatan PJJ. Disamping itu saya sampaikan kepada atasan
supaya bisa menjadi bahan program sekolah untuk membantu para murid yag
kesulitan terutama mereka yang belum memiliki alat gawai/HP.
Lampiran
Dokumentasi Kunjungan
Dokumentasi Wawancara
Demikian yang bisa saya sampaikan dalam kegiatan aksi nyata pertama di modul 1.1 ,terima kasih atas perhatiannya semoga bermanfaat bagi kita semua. saya membuka kritik dan saran untuk perbaikan kedepannya.
SALAM DAN BAHAGIA bagi kita semua
Garut 12 Desember 2020
0 komentar:
Posting Komentar